Sabtu, 01 November 2008

HASRAT

oleh: F. Afandi Rachman
Robert Cappa, pada 6 Juni 1944 bersikeras mengabadikan pendaratan tentara sekutu di pantai Normandia.
Dia lebur bersama ribuan pasukan sekutu dengan hanya bersenjatakan kamera kecil. Dengan perasaan bergetar dan kengerian yang dalam, dia tetap berharap dapat memberi tahu dunia atas peperangan yang kejam ini.

Meski akhirnya dia harus menyelamatkan diri dari pertempuran yang sengit itu, dengan perasaan getir dia berkata "sehari sebelumnya mereka pemuda yang sangat bahagia, hari ini mereka tewas dengan mengenaskan". Pertempuran itu menewaskan lebih dari 4000 orang pemuda Amerika berusia 20 tahunan. Foto-foto Cappa adalah saksi bisu perjuangan mereka dalam mengalahkan Nazi. Robert Cappa meninggal karena terkena ranjau pada peliputan perang Vietnam.

Sultan Harun Ar-Rasyid tak kuasa menitikkan air mata ketika menerima titipan cincin kesultanan dari seseorang. Cincin itu adalah milik putra mahkota sang sultan. "Dia anak lelaki yang shaleh. Setelah saya meminta untuk menggantikan posisi saya, Dia memilih meninggalkan kemewahan istana dan hidup penuh ketaatan pada Allah" ratapnya. Kemegahan dan kemewahan istana tak mampu menghalangi pilihan putranya. Putra Harun Ar-Rasyid memilih hidup menjadi seorang sufi. Beliau meninggal sebagai tukang cat harian di pasar.

Dalam suatu acara di MetroTV bertajuk "Courage", ada seorang penyemir sepatu tuna grahita yang mensedekahkan lebih dari 2/3 penghasilannya per hari.
Setiap hari beliau membagi-bagikan balon kepada pasien anak-anak. Setelah 15 tahun menjalankan profesi ini dan terus berderma, total uang yang dia belanjakan untuk anak-anak tersebut ternyata lebih besar dari charity yang pernah dikeluarkan Bill Gates.

Apa yang membuat Cappa menempuh resiko yang demikian besar? Apa yang membuat putra Harun Ar-Rasyid mencintai hidup sederhana? Apa yang membuat penyemir sepatu mencintai "kehilangan" uang selama 15 tahun?

Hasrat adalah jawabannya. Ketika kesulitan dan kemudahan menjadi dua sisi yang dicintai, ketika tantangan dan kesempatan menjadi harapan, ketika cinta dan pengorbanan disadari sebuah keniscayaan, ketika derita tirakat dan kesucian batin sama-sama dirindukan, ketika melayani dan kepuasan hati sudah menyatu maka saat itulah hasrat bersama anda.

Hanya hasrat yang bisa membuat seseorang mampu memberikan performa yang terbaik bagi dirinya. Bila seorang penyemir sepatu tuna grahita (dengan segala hormat tanpa bermaksud merendahkan beliau) dengan hasrat kasih sayangnya bisa menyamai pengorbanan seorang Bill Gates, bagaimana bila anda menggunakan hasrat anda? Sayangnya tidak setiap kita berhasrat yang kuat pada hidup dan profesi kita. Tidak semua karyawan dalam sebuah perusahaan tidak berhasrat besar. Hanya dibutuhkan performa diri yang optimal untuk menjadi pribadi unggul.

Apa yang akan kita lakukan bila tak cukup mempunyai hasrat? Anda bisa mencintai sisi baik kehidupan atau profesi anda maka anda berhasrat hanya sesaat. Mulailah mencintai seluruh sisinya semoga anda akan berhasrat selamanya.



Information From

Tidak ada komentar: