ING (Integritas)
Integritas adalah  bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta  kode etik profesi, walaupun dalam keadaaan yang sulit untuk melakukan ini,  dengan kata lain "satunya kata dengan perbuatan". Mengkomunikasikan maksud  ide dan perasan secara terbuka,
jujur dan langsung sekalipun dalam negoisasi  yang sulit dengan pihak lain.[1]
Begitupun Abu Bakar, ia adalah orang  yang memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi. Ini dibuktikan dalam  kesederhanaan hidupnya. Serta sikapnya yang sangat cermat, teliti dan  hati-hati dalam mengelola kas Negara (baitul maal).
Joesoef Sou'ib  dalam bukunya Sejarah Khulafaur Rasyidin menyatakan, meskipun sebagian  panglima perang dan pejabat pemerintahan khalifah Abu Bakar hidup dalam  kemewahan, namun beliau tetap hidup dalam kesederhanaan.
"... akan  tetapi khalifah abu Bakar tetap tinggal dalam rumah biasa di Medinah, hidup  sebagai rakyat biasa, membeli kebutuhannya di pasar dan menjadi imam setiap  sholat lima waktu."[2]
"Sejarah mencatat bahwa masa pemerintahannya yang  2 tahun 3 bulan itu, Abu Bakar hanya mengeluarkan 8.000 (delapan ribu)  dirham[3] dari Baitul Maal bagi keperluan keluarganya.
"... Abu Bakar wafat meninggalkan seekor unta, ember, susu  dan baju resmi, serta dengan gigih mengembalikannya ke Baitul  Maal."[6] Adakah pejabat di negeri ini seperti beliau? Atau justru mobil,  uang, deposito, rumah, perusahaan dan tanah mereka semakin banyak  serta semakin sulit dihitung oleh KPK.
Abu Bakar juga termasuk orang  yang dapat dipercaya dan sangat dipercaya oleh Rasulullah ??? ???? ????  ?????. Rasulullah berkata, "Tidak kuajak seorangpun masuk Islam melainkan ia  ragu dan bimbang, kecuali Abu Bakar." (Riwayat Ibnu Ishaq).[7]
Ia  adalah teman setia Rasulullah dalam perjalanan hijrah. Dan yang menemani  beliau ketika di gua Tsur. Beliau juga tidak pernah absen dalam semua  peperangan bersama Rasulullah.[
Bahkan ketika Rasulullah melakukan Isra' Mi'raj  dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsha kemudian naik ke langit tujuh, banyak  orang musyrik yang tidak percaya. Lalu mereka mendatangi Abu Bakar dengan  harapan Abu Bakar akan menolaknya.
Tetapi ternyata Abu Bakar mejawab,  "Jika memang benar Muhammad yang mengatakannya, maka ia telah berkata benar,  dan sungguh aku akan membenarkannya lebih dari itu."[9] Karena itulah Abu  Bakar mendapat gelar Ash Shidiq.
Komitmen Pada Jama'ah (Commitmen to  Organization)
Kompetensi inti (core) lainnya dari Abu Bakar adalah  komitmennya pada organisasi (jama'ah). Komitmen Organisasi adalah kemampuan  dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan  kebutuhan, perioritas dan sasaran organisasi, ini mencakup cara-cara  mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi. Intinya adalah  mendahulukan misi organisasi dari pada kepentingan pribadi.[10]
Dalam  bahasa penulis adalah mendahulukan kepentingan umat dan jama'ah kaum muslimin  di atas kepentingan pribadi. Jama'ah juga berarti komitmen kepada kebenaran. 
Dan Abu Bakar adalah orang yang sangat mendahulukan  kepentingan umatnya/kaum muslimin serta sangat komitmen dengan kebenaran. 
Contohnya, setelah diangkat sebagai khalifah, beliau berkhutbah  dan berpidato di atas mimbar Masjid Nabawi :
Hai orang banyak  semuanya
Aku diangkat mengepalai kalian
Dan aku bukanlah yang  terbaik diantara kalian
Jika aku membuat kebaikan
Maka dukunglah  aku
Jika aku membuat kejelekan
Maka luruskanlah  aku
Kebenaran itu suatu amanat
Dan kebohonganitu suatu  khianat
Yang terlemah diantara kalian aku anggap yang terkuat sampai  aku mengambil dan memulangkan haknya.
Yang terkuat diantara kalian aku  anggap yang terlemah sampai aku mengambil hak si lemah dari  tangannya. Janganlah seorangpun diantara kalian meninggalkan  jihad Kaum yang meninggalkan jihad akan ditimpakan kehinaan oleh  Allah.Patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya.
Bila  aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya tidak ada kewajiban  patuh kepadaku
Kini marilah kita melakukan sholat
Semoga Allah  melimpahkan rahmat kepada kalian[11]
Coba anda cari pemimpin di dunia  yang siap dikritik jika melakukan kesalahan dan kejahatan. Pemimpin-pemimpin  kerdil itu justru memberangus, memenjarakan dan membunuh orang-orang yang  mengkritiknya.
Beliau juga sangat komitmen dalam tugasnya menjaga  kemurnian ajaran Islam. Karena pada saat itu terjadi banyak kesesatan seperti  lahirnya nabi palsu Musailamah Al Kadzab la'natullah, gerakan  pemurtadan (riddah) dan pembangkangan.
Sejarawan Islam Joesoef Sou'yb  mencatat, "Wafatnya Rasululah telah menimbulkan kegoncangan di semenanjung  Arabia. Timbul gerakan riddat disana-sini. Yakni gerakan membelot dari agama  Islam. Hampir seuruh kabilah-kabilah di luar kota Madinah dan Mekah terlibat  dalam gerakan riddat. Begitupun kerajaan-kerajaan setempat pada belahan  selatan Arabia. Peristiwa itu menimbulkan kecemasan yang besar di  ibukota Madinah Al Munawwarah."
Dalam kondisi seperti ini  tampak jelas kompetensi Abu Bakar dalam membela kebenaran sekaligus juga  kuatnya karakter kepemimpinan (Leadership)
Dengan komitmen dan tekad yang bulat Abu Bakar mengirimkan  pasukan untuk memberantas para pemeberontak agama tersebut. Akhirnya  beliau berhasil mengatasi ujian berat ini. Beliau berhasil menumpas  kaum riddat di Bahrain, Oman, Mahra, Hadralmaut dan Yaman.[13] 
Komitmen dalam kebenaran ini juga ditunjukkan dalam sikapnya  untuk selalu memenuhi hak-hak Allah SWT dan hak-hak manusia. Suatu  hari Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat :
"Siapa diantara  kalian yang berpuasa hari ini?", "Saya jawab Abu Bakar.". Siapa yang  mengiringi jenazah pada hari ini?, "Saya jawab Abu Bakar." Siapa diantara  kalian yang memberi makan fakir miskin pada hari ini?, "Saya jawab Abu  Bakar." (HR Muslim).[14]
Team Leadership (TL) Abu  Bakar
Kepemimpinan Abu Bakar terlihat pada sikapnya dalam  membela kebenaran dan menumpas gerakan pemurtadan & nabi palsu  sebagaimana telah dijelaskan di atas.Bukti ini juga terlihat dalam  debat yang seru antara beliau dan Umar bin Khattab dalam mensikapi  orang-orang yang tidak mau membayar zakat.Umar berpendirian bahwa  mereka tidak perlu diperangi selama mereka masih sholat. Sementara Abu Bakar  berpendirian untuk memerangi dan menumpas orang yang memisahkan antara sholat  dan zakat. Sebab zakat adalah bagian dari rukun Islam. Maka jika salah  satunya roboh maka robohlah rukun Islam. Yang berarti keluar dari Islam  (murtad).Bukti lainnya adalah terlihat dalam  debat yang seru antara beliau dan Umar bin Khattab dalam mensikapi  orang-orang yang tidak mau membayar zakat. Umar berpendirian bahwa mereka  tidak perlu diperangi selama mereka masih sholat. Sementara Abu Bakar  berpendirian untuk memerangi dan menumpas orang yang memisahkan antara sholat  dan zakat. Sebab zakat adalah bagian dari rukun Islam. Maka jika salah  satunya roboh maka robohlah rukun Islam. Yang berarti keluar dari Islam  (murtad).
Bukti lainnya adalah hanya Abu Bakar (diantara para sahabat)  yang mampu meng-Islamkan seluruh anggota keluarganya. Beliau  meng-Islamkan bapak dan ibunya. Semua anak laki-lakinya yaitu Abdullah,  Abdurrahman dan Muhammad. Dan anak-anak perempuannya yaitu Asma', Aisyah dan  Ummi Habibah.
Beliau juga meng-Islamkan semua istri-istrinya. Qatilah,  Ummi Ruman dan Asma' binti Umais dan Habibah binti Kharijah  Radiyallahu 'anhum.[1]
Selain itu beliau juga meng-Islamkan  sahabat-sahabat terkemuka. Seperti Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan,  Abdurrahman bin Auf, Sa'd bin Abi Waqqash, Thallah bin Ubaidilah dan Abu  Ubaydah bin Jarrah Radhiyallahu 'anhum. Semuanya termasuk orang-orang yang  dijamin masuk syurga.[2]
Charitable (CH)- Kedermawanan Abu Bakar 
Beliau adalah saudagar yang kaya raya. Dengan hartanya ia bebaskan  para budak. Yaitu Bilal, Amir ibnu Fuhairah, Zunairah, Nahdiyah  dan putrinya, Jariyah binti Mua'amil dan Ummu Ubays.[3]
Abu Bakar RA  juga sangat dermawan. Namun hidupnya sangat sederhana. 'Aisyah berkata, "Abu  Bakar menginfakkan 4.000 dirham kepada Nabi SAW." "Ketika meninggal dunia,  beliau tidak meninggalkan satu dinar dan tidak pula satu dirhampun. " kata  putrinya 'Aisyah RA.[4]
Padahal kita tahu beliau adalah khalifah.  Seorang kepala negara yang memiliki kedudukan tertinggi dalam pemerintahan. 
Bahkan menurut riwayat beliau pernah menyumbangan seluruh  hartanya untuk dakwah Islam. Sampai-sampai Rasulullah bertanya, "Lalu apa  yang kau tinggalkan untuk keluargamu?"
[1]Abu Bakar Jabir Al Jazairi, Ilmu dan  Ulama, Pustaka Azzam (Jakarta:2001)
[2]Ibid Muhammad  Sa'id Mursi, hal. 6.
[3]Ibid hal. 6.
[4]Ibnu Hajar Al Asqalani,  Fathul Baari, Pustaka Azzam (Jakarta:2006)
[5]Khalid Muhammad Khalid hal.  81.
------------
[1]Joko  Siswanto, Materi Pelatihan SDM, Manajemen SDM  Berbasis Kompetensi
[2]Joesoef Sou'yb, Sejarah Daulat Khulafaur  Rasyidin, Bulan Bintang (Jakarta:1979)
[3]1 dirham  setara dengan 3.5 gram perak.
[4]Joesoef Sou'yb, hal  133.
[5]Khalid Muhammad Khalid, Kehidupan Para Khalifah teladan,  Pustaka Amani (Jakarta:1995)
[6]Ibid
[7]Syaikh  Muhammad Sa'id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar islam Sepanjang Sejarah, Pustaka Al  Kautsar (Jakarta:2007)
[8]Ibid hal. 8.
[9]Muhammad  Sa'id Ramadhan Al Buthy, Sirah Nabawiyah, Rabbani Press (Jakarta:1992)
[10]Joko Siswanto, Materi pelatihan Manajemen SDM  Berbasis Kompetesi.
[11]Joesoef Sou'yb, Sejarah Daulat Khulafaur  Rasyidin, Bulan Bintang (Jakarta:1979)
[12]Ibid hal. 31.
[13]Ibid  hal. 77-84.
[14]Ibid hal. 7.
Aku lahir di desa kecil pinggiran Kecamatan Kedawung, salah satu kecamatan yang berada di wilayah Sragen, Jawa Tengah.Tepatnya Desa Mojoroto,desa yang jauh dari keramaian kota.
Kamis, 04 Desember 2008
Abu Bakar Ash Shidiq
Kompetensi inti atau kompetensi utama Abu Bakar RA terdiri dari integritas  (ING), konsisten dan komitmennya (CO) pada kebenaran, kepemimpinan  (Leadership) yang kuat dan kedermawanan (Charitable). Beliau  adalah sahabat yang paling mulia setelah Rasululah Orang pertama-tama masuk  Islam. Orang yang menggantikan Rasulullah sebagai Imam. Sahabat sejak kecil  sekaligus mertua Rasulullah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
 
2 komentar:
Terima kasih untuk blog yang menarik
Terimakasih
Posting Komentar