Selasa, 30 Desember 2008

Berita Sekitar ISRAEL

Mesir Melarang Bantuan Kemanusiaan
Mesir semakin menampakkan wajah pengkhianatnya kepada Palestina. Setelah mengizinkan Israel untuk memakai jalurnya sebagai rute pembuka untuk menggempur Jalur Gaza, kini dalam waktu bersamaan, negaranya Gamal Abden Nasser ini memblokade pengiriman bantuan kemanusiaan ke perbatasan Gaza.

Yang terbaru, Mesir menghentikan bantuan kemanusian dari Qatar. Mesir menolak Bandara Sinai sebagai tempat landing (berlabuh) kapal-kapal yang dikirim oleh Qatar.

Statiun televisi Qatar, Al Jazeera, menyatakan bahwa Pesawat Qatari yang membawa bantuan kemanusiaan kembali ke Qatar dengan muatan yang penuh. Mereka tidak bisa mencapai Jalur Gaza karena mereka sama sekali tidak diizinkan oleh perwira Mesir membuka perbatasannya.

Ditengarai, bantuan lain yang datang ke Palestina dan memakai jalur Mesir akan mengalami hal serupa. (sa/reu)

Israel Gunakan Bom-Bom Jenis Baru Kiriman dari AS
AS bukan hanya mendukung secara moril terhadap Israel untuk melakukan aksi biadabnya ke Jalur Gaza. Negara Paman Sam itu juga memberikan bantuan dari sisi persenjataan sebelum Israel memutuskan menyerang Jalur Gaza.

Dalam serangan ke Gaza, pasukan udara Israel diketahui menggunakan misil-misil penghancur bunker jenis baru yang dikirim dari negara sekutunya, Amerika Serikat. Misil jenis GBU-39 adalah misil rancangan baru AS yang dibuat dalam bentuk bom-bom berdiameter kecil. AS merancang misil itu dengan biaya murah tapi tetap memiliki tingkat presisi yang tinggi dan daya hancur yang dahsyat.

Surat kabar The Jerusalem Post dalam laporannya menyebutkan bahwa Israel membeli sebanyak 1.000 misil GBU-39 dari AS atas persetujuan Kongres tiga bulan sebelum melakukan serangan brutal ke Jalur Gaza. Dan menurut sejumlah pejabat keamanan Israel, kapal pertama yang membawa misil-misil itu tiba di Israel awal bulan Desember kemarin.

Masih menurut para pejabat Israel tadi, misil-misil itu digunakan dalam serangan udara pasukan udara ke Jalur Gaza yang dimulai hari Sabtu kemarin dan berhasil menghancurkan target berupa tempat-tempat peluncuran misil al-Qassam milik Hamas di Gaza. Misil-misil itu pula yang digunakan Israel untuk membombardir terowongan-terowongan di Rafah, perbatasan Gaza-Mesir.

Misil jenis GBU-39 merupakan salah satu jenis bom di dunia yang paling akurat. Jenis GBU seberat 113 kilogram memiliki kemampuan penetrasi yang sama dengan GBU dengan berat normal 900 kilogram, meskipun bom jenis ini hanya mengandung 22,7 kilogram bahan peledak.

Dengan panjang hanya 1,75 meter, memungkinkan pesawat-pesawat pembom membawa bom jenis ini dengan jumlah besar sehingga bisa menghancurkan lebih banyak target dalam waktu singkat. (ln/arabnews)


Imperium AS akan Hancur oleh Perang Sipil

Amerika Serikat yang dikenal sebagai negeri adidaya kini sudah diambang kehancuran setelah diterpa krisis ekonomi terburuk. Yang mengerikan, AS diprediksikan akan mengalami perang sipil yang menjadi pendorong jatuhnya imperium AS.

Prediksi itu diungkapkan oleh Igor Panarin, akadeimisi dan mantan analis KGB,badan intelejen Rusia. Panarin yang bergelar doktor di bidang ilmu politik dan sekarang menjadi dekan di departemen hubungan luar negeri, Akademi Diplomasi Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa masa depan AS sangat suram.

Panarin mengungkapkan, ia memprediksikan suramnya masa depan AS bukan karena ia tidak senang dengan AS tapi berdasarkan data-data yang dibuat secara cermat oleh para analis di Federal Agency of Government Communications and Information (FAGCI), badan intelejen Rusia pengganti KGB dan setara dengan American National Security Agency (NSA).

Menurut Panarin, imigrasi massal, hancurnya perekonomian dan moral bangsa Amerika akan memicu perang sipil di Negeri Paman Sam itu, paling cepat pada muslim gugur tahun 2009. Panarin juga mengatakan, negara AS akan terpecah menjadi enam bagian pada akhir Juni atau awal Juli tahun 2010 antara lain terpecah menjadi Alaska, Republik California, Republik Texas, Atlantik Amerika yang terdiri dari Washington DC dan New York, Republik Amerika Tengah-Utara terdiri dari Kanada dan negara-negara bagian di utara Amerika.

Panarin mengatakan, Alaska akan berada dibawah kontrol Rusia. Sedangkan lima pecahan negara AS akan berada dibawah kekuasan asing.

Panarin sebenarnya sudah mengungkapkan prediksinya itu sejak tahun 1998. Krisis global yang menghancurkan perekonomian AS saat ini, seperti sesuai dengan prediksi Panarin. "Kemungkinan terjadi disintegrasi di AS 45-55 persen," kata Panarin.

AS menolak mentah-mentah prediksi Panarin. Juru Bicara DPR AS Dana Perino dalam kesempatan konferensi pers menganggap teori Panarin rumit dan menolak berkomentar. (ln/prtv)

AS Tak Akan Hentikan Agresi Israel

Obama. yang saat ini tengah berlibur di Hawaii dan akan mulai bekerja pada 20 Januari 2009 nanti, tidak juga mengeluarkan pernyataan publik akan peristiwa ini.

AS mengeluarkan sikap resmi akan penyerangan Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza . Negara Paman Sam yang baru saja melangsungkan pemilihan umum dan mempunyai presiden baru itu mendukung serangan Israel, yang pada hari ketiga telah memakan korban 350 orang. AS sama sekali tidak akan menghentikan Israel akan hal ini.

Juru bicara Gedung Putih, Gordon Johndroe mengatakan bahwa AS memahami tindakan Israel sebagai aksi membela diri. Sebaliknya, AS menyalahkan Hamas yang dianggapnya telah memprovokasi Israel.

Baik Obama, yang akan bertugas menjabat Presiden AS mulai 20 Januari 2009, ataupun George W. Bush yang akan segera pensiun dan tengah berlibur di Texas tidak mengeluarkan pernyataan apapun akan serangan ini. (sa/wb)

Tidak ada komentar: