Selasa, 20 Januari 2009

Banyak Jalan Menuju Palestina

Islam tidaklah dibatasi oleh wilayah, warna kulit, suku bangsa atau bahasa, karena islam adalah agama Allah yang mengikat seluruh umatnya dengan dua kalimat syahadat. Sesungguhnya umat Islam adalah umat yang saling senasib sepenanggungan dalam setiap keadaan, baik senang maupun susah, perang maupun damai. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak mengkhianati, tidak menghinakan dan tidak merendahkannya. Wajib bagi kaum Muslimin untuk sebagian mereka mengokohkan sebagian yang lainnya seperti satu tubuh. Islam tidak membolehkan kita hidup dalam keadaan kenyang dan nyaman serta sejahtera, namun dengan melupakan saudara-saudara kita yang lagi menderita.
Didalam fiqih Islam disebutkan, apabila seorang wanita Muslimah ditawan di sebelah timur maka wajib bagi orang-orang yang di sebelah barat untuk membantu membebaskannya. Saat ini, diri kita secara fisik memang tidak bisa hadir di tanah Jihad, Palestina. Namun itu bukanlah alasan untuk kita berdalih bahwa kita tidak bisa membantu saudara kita -saudara seiman, sesama umat Nabi Muhammad SAW- yang sedang berjihad di Jalur Gaza.

Selipkan doa di setiap sujud kita dengan menghadirkan hati dan jiwa kita untuk saudara kita di Palestina, infaqkanlah sebagian dari harta kita, berpuasalah barang sejenak atas nafsu mengkonsumsi produk-produknya Yahudi USA dan Israel, teriakanlah gema takbir dalam setiap aksi menentang Zionis Yahudi Israel. Semoga, melalui lantunan doa dan teriakan takbir kita yang saling sahut menyahut dengan takbir saudara-saudara kita di berbagai belahan lain dunia, yang berlafaz sama dengan doa dan takbir para pejuang Hamas Palestina, bisa jadi waktunya pun bersamaan pula, akan menggetarkan langit dan membuat Allah SWT berkenan menurunkan pertolongan-Nya bagi para pejuang Hamas Palestina. Dan, janganlah lupa, bermunajatlah, semoga pula, kelak akan terbuka kesempatan buat kita dapat hadir secara fisik di sana, untuk turut menggapai Surga-Nya dengan menjadi Syuhada. Allahu Akbar !!! .

*****
Ketika jalan menuju Jalur Gaza terbentur izin dari pihak Israel yang tidak akan pernah diberikan bagi siapapun yang hendak membantu Palestina, ditambah beberapa negara yang berbatasan langsung dengan Palestina pun tak memiliki nyali besar untuk membuka perbatasannya bahkan untuk sekadar memberi visa –izin masuk- ke negaranya. Ini bukan alasan untuk tidak bisa pergi ke Palestina. Ada jalan rahasia yang telah ada ribuan tahun yang lalu dan banyak sudah yang menempuh jalur ini hingga sukses membantu saudara-saudara mereka yang menderita. Cara ini yang selalu ditempuh oleh kebanyakan kaum Mukminin ketika mereka berhadapan dengan tembok besar, gunung tinggi atau jurang terdalam yang membuatnya tak mampu bergerak kemanapun. Inilah jalan itu…
Jalan pertama, berdoa.
Jangan sangsikan kedahsyatan sebuah doa, terlebih doa dari orang-orang yang terzalimi atau doa yang dihadiahkan untuk saudara-saudara yang dizalimi. Jutaan burung Ababil bisa tiba-tiba datang menghancurkan kekuatan pasukan gajah pimpinan Raja Abraha, Nabi Musa alaihi salam bisa membelah laut dengan doanya, Mujahid Badar bisa mengalahkan pasukan yang jumlahnya sepuluh kali lebih banyak. Menjelang perang Badar, jumlah yang tak sebanding, perbekalan sedikit membuat kaum muslimin merasa kecil. Saat itu, Rasulullah SAW berdoa, " Ya Allah berilah aku apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, apabila Engkau binasakan kaum muslimin ini, Engkau tidak akan di sembah lagi dibumi ini ". Maka sesuai janji-janji-Nya, seribu malaikat turun dari langit bergabung dalam pasukan Badar, kaum muslimin mampu mengalahkan pasukan yang besar, memenggal kepala para musuh dan mematahkan jari-jari kaum kafir.

Selipkan doa untuk saudara-saudara kita di Palestina –juga di belahan bumi manapun- di setiap sujud kita, terutama di pertengahan malam dalam bingkai tahajjud. Saat sujud, hadirkan wajah-wajah pejuang Palestina dan yakinlah bahwa disaat yang sama saudara-saudara kita di sana pun tengah bersujud, atau tengah memeroleh kekuatan berlipat ganda oleh sebab doa-doa kita.
Percayalah, melalui doa sesungguhnya kita telah hadir bersama mereka, berjuang bersama-sama di tanah jihad Palestina, merasakan sakit yang sama. Demikian menyatunya setiap mukmin hingga saudaranya terluka ia pun merasakan sakitnya, bukankah hati dan jiwa seluruh mukmin menyatu dalam ikatan yang sangat kuat ?.

Jalan kedua, membantu perjuangan mereka dengan apa yang kita punya.

Saat diri secara fisik tidak bisa hadir, harta kita bisa sampai di Jalur Gaza, darah kita bisa memberi mereka kehidupan. Orang tua, wanita, dan anak-anak di Gaza kelaparan, berjuang bertahan hidup dengan lubang-lubang peluru di tubuh mereka. Darah yang kita donorkan, meski setetes akan membuat mereka bangkit dan kembali berjuang. Saat itulah, semangat pembelaan kita ikut melempar batu ke arah tank dan panser Yahudi Israel. Kalaupun ada darah yang keluar akibat tertembus peluru panas, darah kitalah yang ikut mengalir. Sedekah yang kita keluarkan, kemudian disalurkan dalam bentuk makanan dan obat-obatan bagi para mujahidin Palestina. Kekuatan mereka pulih setelah mendapat pasokan dan luka mereka diobati, ketika itulah kekuatan kita berpadu dalam langkah para pejuang.
Pejamkan mata, sebenarnya kita sudah hadir dan ikut berjuang disana melalui harta yang kita sisihkan untuk mereka. Memang kita belum bisa meniru Usman bin Affan yang menyerahkan semua harta perniagaannya untuk perjuangan. Begitu pula dengan Abu Bakar Ash Shiddiq yang tak menyisakan sedikit pun untuknya hingga Rasulullah bertanya “apa yang tersisa untukmu dan keluargamu ? ” . “ Allah dan Rasul-Nya… ”, jawaban yang hanya bisa keluar dari sahabat-sahabat dengan kadar keimanan tertinggi.

Tetapi sedikit sedekah kita tetap bernilai sama dengan apa yang dilakukan sahabat Rasulullah, sekeping infak dari hati yang ikhlas akan menjelma menjadi peluru dahsyat yang akan mengoyak jantung para serdadu Israel, menembus topi bajanya dan memecahkan kepala agresor yang sombong itu.

Masih ada jalan lain, teriakan takbir kita dalam beragam aksi menentang penjajahan Israel atas tanah berdaulat Palestina, sahut menyahut dengan takbir saudara-saudara lain di berbagai belahan dunia. Kalimat takbir itulah yang menggetarkan langit, membuat Allah menurunkan jutaan malaikat untuk membantu pejuang Palestina.
Teriakan “ Allahu Akbar ” dari kita, sama lafaznya dengan yang diteriakkan pejuang Palestina, bisa jadi kita berteriak lafaz yang sama dalam waktu bersamaan pula. Sungguh, kita benar-benar hadir berkali-kali di Jalur Gaza… Meski saat ini belum bisa hadir secara fisik di Palestina, hati dan jiwa, darah dan harta kita sudah di sana.
Percayalah sobat, peliharalah semangat ini, kelak terbuka kesempatan sesungguhnya buat kita hadir secara fisik di sana. Allahu Akbar !!! .

Banyak Jalan Menuju Palestina.
http://www.warnaislam.com/rubrik/monolog/2009/1/17/36480/Banyak_Jalan_Menuju_Palestina.htm

1 komentar:

Arfan mengatakan...

Sukses Sobat..jangan pernah berhenti untuk belajar...