Selasa, 13 Januari 2009

Ketika Cinta Tak Ada Lagi


Ketika Perasaan Cinta itu Tidak Ada Lagi.
By: Stephen R. Covey.

Dalam sebuah seminar dimana saya berbicara tentang konsep proaktivitas,
seorang pria mendatangi saya (Stephen Covey) dan berkata,

“Stephen, Lihatlah perkawinan saya. Saya sungguh khawatir. Saya dan istri saya benar-benar tidak memiliki perasaan yang sama satu sama lain seperti dulu. Saya kira saya tidak lagi mencintainya dan ia tidak lagi mencintai saya. Apa yang dapat saya lakukan?”

“Perasaan cinta itu tidak ada lagi?” Saya bertanya.

“Benar,” ia menegaskan. “Dan kami mempunyai tiga anak yang sungguh kami khawatirkan. Apa saran Anda?”

“Cintai dia,” jawab saya.

“Sudah saya katakan, perasaan itu sudah tidak ada lagi.”

“Cintai dia.”

“Anda tidak mengerti. Perasaan itu sudah tidak ada lagi.”

‘Kalau begitu, cintai dia. Jika perasaan itu tidak ada disana, itu adalah alasan yang baik sekali untuk mencintainya.”

‘Tapi, bagaimana Anda mencinta jika Anda tidak cinta lagi?”

“Sahabatku,
cinta adalah kata kerja.
CINTA – perasaannya – adalah buah dari cinta, kata kerjanya.”


“Jadi, cintai dia. Layani dia. Berkorbanlah. Dengarkan dia. Berempatilah. Hargailah. Teguhkan dia."

"Apakah Anda bersedia berbuat begitu ?”


*********************

Didalam literatur besar dari semua masyarakat yang progresif, cinta adalah kata kerja. Orang yang reaktif menjadikannya perasaan. Mereka digerakan oleh perasaan.

Hollywood secara umum membuat kita percaya, bahwa kita tidak bertanggung jawab, bahwa kita adalah produk dari perasaan kita. Namun, naskah Hollywood tidak menjabarkan realitas.

Jika perasaaan mengendalikan perbuatan kita,
Itu adalah karena kita melepaskan tanggung jawab kita
dan memberi kekuasaan kepada perasaan untuk mengambil alih.

Orang yang proaktif membuat cinta menjadi kata kerja.

Cinta adalah sesuatu yang Anda lakukan; pengorbanan yang Anda buat, pemberian diri Anda, seperti seorang ibu yang melahirkan anaknya ke dalam dunia.

Jika Anda ingin mempelajari cinta, pelajarilah mereka yang mengorbankan dirinya untuk orang lain. Bahkan untuk orang yang memusuhinya atau tidak membalas cintanya. Lihatlah cinta seorang ibu kepada anak-anaknya.

Cinta adalah
nilai yang diwujudkan
melalui perbuatan penuh kasih.

Orang yang proaktif, menomor-duakan perasaan sesudah nilai.
Cinta – perasaannya, dapat diperoleh kembali.

********

Di-kutip dari buku: “7 Kebiasaan Manusia yang sangat efektif,” Karangan Stephen R. Covey.

Tidak ada komentar: