Rabu, 21 Januari 2009

“Sanitasi dan Pengolahan Limbah Perusahaan Teh CTC Gunung Mas” (Sekilas Hasil PKL)

Teh diperoleh dari pengolahan daun tanaman teh (Camellia Sinensis L) dari familia Theaceae. Tanaman teh diperkirakan berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan daerah-daerah yang berbatasan dengan Republik Rakyat China, India, dan Myanmar. Tanaman teh cocok tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan membutuhkan sinar matahari yang cukup dan hujan sepanjang tahun.

Perkebunan teh Gunung Mas adalah salah satu perkebunan yang merupakan bagian dari PT Perkebunan Nusantara VIII yang berkantor pusat di Bandung. Perkebunan ini mengolah teh dengan sistem CTC (Crushing Curling Tearing). Untuk menjamin produknya aman dan bebas kontaminasi, perusahaan teh gunung mas ini melakukan sanitasi dan juga pengelolaan limbah.

A. Sanitasi

Sanitasi adalah pengendalian terhadap sesuatu yang ingin dijaga terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan maupun pencemaran. Dalam proses pengolahan teh, sanitasi sangat penting untuk dilakukan demi menjaga kerusakan maupun tercemarnya produk teh.

Sanitasi Bahan Baku

Sanitasi bahan baku merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Hal ini dikarenakan pucuk teh sebagai baku adalah bahan utama yang akan diolah menjadi produk teh jadi. Apabila pucuk teh tidak mendapatkan perlakuan dan pengawasan khusus dari semua jenis kontaminan maupun kotoran, maka mutu produk yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, bahaya yang ditimbulkan juga sangat merugikan konsumennya apabila teh yang bahan bakunya terkontaminasi sampai dikonsumsi.

Sanitasi terhadap pucuk teh sudah diawali dari pemetikan di kebun. Pemetikan pucuk teh hanya boleh dilakukan minimal 7 hari sejak penyemprotan hama yang terakhir dilakukan. Hal ini untuk menghindari kemungkinan masih adanya sisa-sisa bahan kimia yang menempel di daun teh. Kemudian pucuk teh yang dipetik juga tidak boleh terkena kotoran ketika dipetik, seperti jatuh ke tanah misalnya. Hal ini disebabkan oleh pengolahan pucuk teh yang sama sekali tidak dmelibatkan proses pencucuian terhadap pucuk teh yang akan diolah.

Sanitasi pucuk teh ketika berada dipabrik juga tidak kalah penting. Pucuk teh yang akan dilayukan tidak boleh jatuh keluar dari whitering trough selama proses pembeberan. Pucuk teh juga tidak boleh terkena bahan-bahan kimia seperti oli, solar, maupun minyak pelumas ketika diangkut menggunakan truk untuk menghindari adanya kontaminasi terhadap pucuk teh.

Sanitasi Peralatan, Mesin, dan Ruangan Pengolahan

Sanitasi terhadap peralatan, mesin, maupun ruangan pengolahan juga sangat penting untuk dilakukan. Peralatan, mesin, maupun ruangan yang bersentuhan langsung dengan bahan baku secara otomatis membutuhkan perhatian khusus agar tidak menimbulakan kontaminasi terhadap bahan baku yang akan diolah maupun produk teh yang dihasilkan.

Sanitasi peralatan dilakukan sejak pemetikan pucuk teh di kebun. Ambul/karangka maupun waring/kontiner yang digunakan sebagai tempat pucuk teh harus benar-benar bersih dari segala macam kontaminan maupun kotoran. Ambul/karangka maupun waring/kontiner ini harus dibersihkan setiap kali selesai dan setiap kali akan dipakai agar tidak ada kotoran yang bisa mengkontaminasi pucuk teh yang akan diolah.

Sanitasi terhadap mesin akan lebih banyak ditemukan di pabrik. Mesin-mesin yang baru selesai digunakan untuk melakukan pengolahan maupun ketika akan digunakan untuk pengolahan harus dibersihkan untuk menghilangkan kontaminan yang bisa menempel dibahan baku maupun produk teh jadi. Mesin-mesin harus dibersihkan dari oli, pelumas maupun kotoran-kotoran lainnya secara periodik setiap hari. Kotoran-kotoran disapu menggunakan sapu lidi seperti memberrsihkan sisa-sisa pucuk teh di whitering trough, menghembus dengan kompressor untuk menghilangkan debu di mesin-mesin sortasi, dan mencucinya untuk menghilangkan sisa-sisa bubuk teh yang difermentasi di mesin fermenting unit.

Sanitasi terhadap ruangan pengolahan dapat dilakukan dengan membersihkan ruangan yang digunakan untuk proses produksi secara periodik. Ruangan-ruangan diberi ventilasi agar sirkulasi udara bisa berjalan lancar, ruangan harus dibersikan dari debu maupun kotoran-kotoran lain secara periodik setiap hari. Dan khusus untuk ruangan fermentasi perlu dilakukan pengepelan setiap hari karena di ruangan ini proses produksi berlangsung dalam suasana lembab sehingga jika tidak di pel setiap akhir proses produksi bisa mengakibatkan tumbuhnya jamur maupun bakteri di ruang fermentasi ini.

Sanitasi Karyawan dan Pengunjung

Sanitasi terhadap karyawan dan pengunjung yang masuk ke pabrik sangat penting untuk dilakukan sebab manusia adalah sumber kontaminan terbesar. Para karyawan dan pengunjung yang masuk ke pabrik diwajibkan memakai masker serta baju khusus beserta topinya, dan juga sepatu yang sudah disediakan. Pemakaian masker dimaksudkan agar bahan baku maupun produk yang dihasilkan tidak terkontaminasi oleh sumber kontaminan dari mulut karyawan maupun pengunjung ketika bercakap-cakap. Selain itu, dengan pemakaian masker ini kenyamanan karyawan dan pengunjung juga akan lebih terjamin sebab proses pengolahan teh menimbulkan bau yang cukup menusuk hidung.

Pemakaian baju dan topi seragam serta sepatu dimaksudkan agar teh yang sedang diolah tidak tercemar oleh karyawan maupun pengunjung. Dengan sifatnya yang higroskopis, bubuk teh yang ada di ruang pengeringan maupun di ruang sortasi akan sangat mudah menyerap parfum, maupun keringat yang ada pada karyawan maupun pengunjung. Oleh karena itu pemakaian satu set pakaian seragam ini akan mengurangi kemnugkinan tercemarnya produk teh oleh karyawan maupun pengunjung.

B. Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah yang dihasilkan sangat penting untuk dilakukan agar tidak mencemari lingkungan di sekitar pabrik walaupun pada dasarnya proses pengolahan teh tidak menimbulkan limbah yang terlalu berbahaya bagi lingkungan.

Limbah Padat

Limbah padat dari proses pengolahan teh berupa bubuk-bubuk teh yang jatuh ke lantai tidaklah terlalu berbahaya. Penanganannya hanya perlu dilakukan dengan cara menyapunya kemudian memasukkannya ke dalam karung untuk selanjutnya dibuang atau dijadikan pupuk organik.

Limbah Cair

Limbah cair yang dihasilkan juga sangat kecil bahkan dapat dikatakan tidak ada sama sekali. Limbah cair hanya dihasilkan dari oli maupun bahan bakar yang tercecer yang bisa dibersihkan dengan mengelap atau mengepelnya.

Limbah Gas

Sedangkan limbah gas lebih mendapat perhatian dengan pengaturan letak cerobong asap yang tepat sehingga tidak terlalu dekat dengan tempat dimana karyawan beraktivitas sehingga tidak mengganggu sama sekali. Ditambah dengan adanya tanaman penyejuk membuat kondisi udara di gunung mas bisa tetap terjaga.



Information From Arifin.

Tidak ada komentar: