Senin, 12 Januari 2009

Seks Menentukan Identitas

Seks menentukan identitas seseorang: apakah laki-laki atau perempuan. Peranti seksual pria juga berbeda dari wanita, termasuk kandungan hormon-hormonnya.

Jangan heran bila perilaku seksual antara pria dan wanita pun berbeda. Demikian juga, fungsi organ seksual juga banyak perbedaan. Untuk mengenal diri sendiri dan mengenal lawan jenis, kau perlu memahami perbedaan-perbedaan itu.

Secara biologis, seksualitas pria lebih sederhana. Yakni, penis dan scrotum yang hanya "menempel" di luar badan sebagai organ vitalnya. Jika seorang pria terangsang, entah karena fantasinya sendiri atau ada stimulus dari luar, akan terjadi reaksi kimia dalam hormon sampai akhirnya serabut pembuluh darah pada penis terisi sehingga menyebabkan ereksi, berupa batang penis yang kaku dan keras. Di dalam scrotum juga terjadi proses penimbunan sperma yang mendesak untuk dimuntahkan. Kondisi fisiologis yang semacam itulah yang membuat pria cenderung sulit mengendalikan diri, dan memandang hubungan seks sebagai pelepasan ketegangan. Ketika pria mulai terangsang, ia merasa "tersiksa" dan ingin segera mendapat penyaluran. Jangan heran bila kasus-kasUS hubungan seks dini, perkosaan, dan pelacuran hampir selalu melibatkan pria subjeknya.

Hal itu pula yang membuat hampir sebagian besar, mendekati angka 100 persen, pria melakukan onani, sebagai jalan pintas pelepasan ketegangan seksual. Pria memang diciptakan dengan tubuh seksual seperti itu, persoalannya apakah kau mau menyerah pada tubuh atau mencoba mengasah kecerdasan sehingga otaklah yang akan mengendalikanmu?

Bagi pria seks juga merupakan ungkapan untuk "menguasai" atau "memenangkan". Dengan melakukan hubungan seks, pria bisa memuaskan egonya untuk berkuasa dan mengendalikan orang lain.

Dalam kebiasaan perang dari dulu sampai sekarang, pasukan yang bisa mengalahkan musuh selalu diwarnai dengan perkosaan dan penjarahan. Perayaan kemenangan atau keberhasilan juga sering diwarnai dengan "pesta seks". Oleh sebab itu, bagi pria seks menjadi sangat penting dan urgen sebagai identitas keperkasaan dan kehebatannya. Namun demikian, melalui seks, pria juga bisa merasakan emosinya dan perasaannya. Perhatian, kelembutan, dan kemesraan yang biasanya sulit dimiliki oleh pria akan lebih mudah diungkapkan setelah ia mendapatkan pemenuhan hasrat seksualnya. Dengan demikian, pria sering merasa kesepian dan gelisah ketika kebutuhan seksualnya tak terpenuhi, padahal yang sebenarnya ia sedang kehilangan kontak dengan emosinya sendiri.

Sehubungan dengan kondisi alamiah seksual pria semacam itu, sangat baik bagi remaja pria untuk mencari aktivitas yang mampu memenuhi kebutuhan akan kejantanan dan keperkasaan dalam bentuk kompetisi atau penaklukan tanpa harus melakukan aktivitas seksual. Olahraga bela diri, berbagai jenis balapan, mendaki gunung, panjat tebing, bisa menjadi bentuk sublimasi energi seksual yang bagus bagi pria.

Di samping itu, karena karakter penis yang cenderung "nakal" dan spontan maka tugas utama kaum laki-laki sehubungan dengan seksualitasnya adalah mengendalikan penisnya agar tetap berada dalam kekuasaannya. Ibarat kereta kuda, kau adalah kusir yang mengendalikan kuda-kudanya agar tetap berlari, namun dengan arah dan tujuan sebagaimana yang dikehendaki si kusir. Sebaliknya, kusir yang kehilangan kendali terhadap kuda-kudanya hanya akan menuju bencana dan kehancuran.

Latihan:

Jika kau laki-laki sadari dan terimalah kenyataan seksualitasmu yang bersifat:
- mudah terangsang
- sulit mengendalikan diri
- sering gelisah karena seks
- memiliki dorongan kuat

Namun demikian, kau juga dikaruniai potensi untuk menggunakan akal budi yang mampu:
- bersikap rasional
- membuat pertimbangan
- memilih yang terbaik untuk diri sendiri

Ketika kau merasa terangsang dan mengalami ketegangan seksual:

1. Duduklah dengan tenang, ambil napas dan rasakan penuh kesadaran
2. Alihkan perhatian dari seputar alat kelamin ke dalam pikiranmu, jika ketegangan bersumber dari fantasimu, hentikan. Beri kesempatan pada kemampuan rasionalmu.
3. Pikirkan bahwa reaksi kimia akan berhenti dengan sendirinya
4.
Syukuri bahwa sebagai laki-laki, kau normal memiliki potensi seksual semacam itu
5. Yakinkan diri bahwa sekaranglah kesempatan untuk melatih kecerdasanmu untuk mampu mengendalikan diri sendiri, khususnya seksualitasmu.
6. Pandanglah penismu yang sedang ereksi, dan katakan dengan ramah: "Hai, anak kecil. Jangan nakal, ayo istirahat dulu!"
7. Jika kau berhasil, layaklah untuk berbangga diri memberi penghargaan kepada diri sendiri. Kau berhasil menjadi cerdas dan belajar menjadi "The Master of Myself".

Paul Subiyanto, Pendiri Lembaga Pemberdayaan Relasi Suami-Istri "New Life Institute" di Bali

Tidak ada komentar: