Kamis, 12 Februari 2009

Dibawah Ancaman Kehilangan Pekerjaan

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Beberapa waktu yang lalu, presiden SBY menjelaskan bahwa krisis global tahun lalu telah menyebabkan sekitar 250,000 orang Indonesia kehilangan pekerjaan. Dan kita semua tahu bahwa krisis ini belum menunjukkan tanda-tanda segera berakhir. Bahkan, dalam World Economic Forum pekan silam yang dihadiri oleh para pemimpin ekonomi dan politik dunia terkuak adanya kemungkinan bahwa sekitar 50 juta orang terancam kehilangan pekerjaan ditahun 2009 ini. Lantas, bagaimanakah potret dunia kerja kita dimasa mendatang? Apakah kita akan turut menjadi korban. Atau, bisakah kita melakukan sesuatu untuk menyelamatkan diri?

Anda yang penggemar Robbin Williams, mungkin masih ingat salah satu film yang dibintanginya. Film itu berjudul RV. Berkisah tentang seorang karyawan yang bekerja disebuah perusahaan yang tengah menghadapi situasi sulit, sehingga karirnya berada diujung tanduk.
Satu-satunya cara bagi perusahaan itu untuk tetap kompetitif adalah dengan mengajak sebuah perusahaan lain untuk bekerjasama. Masalahnya, meyakinkan mereka bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu dia harus membantu boss besar membujuk perusahaan pesaingnya itu agar mau menerima tawaran kerjasama. Kisah ini menjadi menarik karena ancaman kehilangan pekerjaan telah menjadikannya bersedia mengerahkan semua kemampuan dan daya hidup yang dimilikinya. Bahkan, sekalipun dia harus menaiki bukit dan menuruni jurang terjal dengan mengendarai sepedanya.

Dalam kehidupan nyata pun, kita seringkali tidak tergerak untuk mengerahkan segenap kemampuan dikala segala sesuatunya berjalan lancar. Dalam keadaan serba enak, kita kadang terjebak untuk bersikap malas. Sehingga bekerja sesuai standard saja sudah bagus. Malah kita sering berleha-leha. Menghabiskan waktu istirahat makan siang lebih lama dari yang seharusnya. Bahkan melalaikan tugas-tugas yang semestinya diselesaikan. Namun, sekarang kondisi ekonomi dunia tidak sedang seindah itu. Kasus Lehman Brothers yang merupakan kebangkurtan terbesar dalam sejarah ekonomi AS seolah hendak menegaskan betapa beratnya situasi ekonomi global kini. Seakan menjadi alarm yang membangunkan kita dari tidur pulas selama ini.

Bagaimanapun juga, kita mempunyai pilihan untuk; berjalan seperti biasanya dan pasrah saja atas apa yang mungkin terjadi, atau semakin meningkatkan kontribusi kita kepada perusahaan. Tetapi, pilihan pertama tentu bukanlah pilihan terbaik. Sebab, dengan berkontribusi seperti biasa; jelas kita tidak akan bisa menolong perusahaan keluar dari tantangan yang sedang dihadapi. Jadi, pilihan terbaik kita saat ini adalah yang kedua. Sehingga kita berkesempatan untuk membantu perusahaan untuk tetap berdiri tegar dalam krisis ini. Seperti yang dilakukan Robbin Williams. Dia memilih untuk ikut berjuang dengan segala kemampuannya menolong perusahaan.

Namun, apakah ada jaminan kita akan tetap mendapatkan pekerjaan itu seandainya sudah melakukan semua hal terbaik yang kita miliki? Sebuah pertanyaan yang tidak mudah dijawab. Konon, para pekerja Lehman Brothers pun merasa semuanya baik-baik saja hingga tiba-tiba syaraf kesadaran mereka terbuka lebar pada tanggal 15 September itu.
Bahkan, perusahaan besar berumur 158 tahun pun bisa mengalaminya.
Akan tetapi, semua itu tidak berarti kita boleh menyerah. Apalagi, kita masih berada didalam panggung bisnis ini. Sehingga adalah kewajiban kita untuk berjuang bagi perusahaan. Selalu ada harapan yang masih terbentang dimasa depan.

Lagipula, ketika semua potensi diri kita sudah didayagunakan, siapa sesungguhnya yang paling diuntungkan? Diri kita sendiri. Sebab, pada akhirnya kita benar-benar bisa sampai kepada puncak prestasi. Bukankah itu bisa menjadi bekal berharga bagi kita untuk menghadapi masa depan? Karena, ada banyak hal yang bisa kita lakukan seandainya hal-hal yang tidak diharapkan terjadi juga. Sebagai individu, kita pasti bisa bertahan.

Bahkan, sekalipun pada akhirnya kita terkena PHK juga, kita bukanlah pribadi yang dapat dengan mudah dibuat kalah. Kita akan terus bertahan. Dengan segala kemampuan. Yang pernah kita tunjukkan. Dengan segenap pengalaman. Yang telah kita kontribusikan. Lagipula, tidak ada satupun cobaan yang Tuhan berikan. Kecuali dengan kepastian bahwa kita diberinya kekuatan untuk menghadapainya. Pertanyaannya adalah; bersediakah kita untuk mengerahkan segala potensi diri yang telah Tuhan berikan?

Seperti Robbin Williams dalam film itu. Meskipun pada akhirnya dia disia-siakan oleh perusahaan yang telah diperjuangkannya. Namun, dengan segenap kualitas diri yang dimilikinya; akhirnya dia mendapatkan tempat diperusahaan yang menjadi pesaingnya. Sungguh, sebuah hadiah yang indah. Bagi mereka yang dengan senang hati bersedia memberikan hal terbaik dalam dirinya. Untuk berkontribusi bagi perusahaan tempat kerjanya. Bisakah kita menirunya?

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
http://www.dadangkadarusman.com/
Business Administration & People Development

Tidak ada komentar: