Selasa, 20 April 2010

Masih Terlintas



Lagu lama itu kembali terdengar.  Lagu yang entah kapan saya mulai bisa menghafalnya. Yang pasti, sejak dulu, kala masih di SD.  Malam kemarin, kembali sayup-sayup lagu itu merebak melewati udara, 
menembus daun pintu kamar, berbisik pelan-pelan ditelinga saya, membuat seluruh aliran darah di badan saya berdesir-desir sehingga membuat saya bergegas menuju ruang tengah, setengah berlari berdiri mematung di kotak hitam ajaib yang bisa mengeluarkan berbagai macam gambar dan bunyi yang disebut dengan televisi. 

Ah, masih indah seperti dahulu: 
Indonesia tanah air beta 
Pusaka abadi nan jaya 
Indonesia sejak dulu kala 
Slalu di puja-puja bangsa 


Sebagai seorang yang memilih profesi sebagai seseorang yang membantu klien  untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan, sering saya bepergian.  Lagu itu, seperti membawa ngatan saya kemasa lalu. Jadi ingat waktu jadi tim pengibar bendera sama Nova, Idun, Joni, Eliza, Ranu, Bombi.. sobat-sobat kecil saya
Jadi inget juga waktu di senat dengan segala pernak-pernik idealisme, ada Teten, Auk, Cici, Heru, Rudi, .. 

Ada rasa bangga juga sebagai anak Indonesia,  ketika berkeliling ke hutan-hutan sawit yang berpuluh ribu hektar luasnya - untuk berbagi ilmu leadership - yang dikelola oleh orang Indonesia. 
Ada rasa bangga yang tak terucapkan setiap kali saya mengisi tangki bensin mobil saya di SPBU dengan nuansa merah Pertamina yang bertuliskan Pasti Pas yang pelayanannya jauh lebih baik dibanding dahulu. 
"Selamat pagi pak. Isi berapa Pak? Mulai dari nol ya Pak.." 
Ada rasa bangga pula ketika sehabis mengisi kelas motivasi saya dioleh-olehi nanas dalam kaleng dari produsen nomor 3 terbesar di dunia,  "Pak Iwan, ini nanas dari kebun kami pak, untuk diekspor.." 
Wah, hebat orang Indonesia. 

Seperti juga Einstein,  saya tidak percaya bahwa Tuhan senang bermain dadu.  Pasti ada maksud dan tujuan kenapa kita ada disini hari ini duduk  dan hidup di negeri ini.  Pasti ada maksudnya suatu hari nanti kenapa hari ini Anda membaca tulisan ini.  Pasti ada maksudnya, pasti! 

Kata Steve Jobs, ada titik-titik momentum (dots) dalam kepingan hidup kita yang harus kita hubungkan (connecting the dots) sehingga menghasilkan sebuah 'gambar besar'. Gambar yang akan menjadi oleh-oleh istimewa yang akan kita bawa 'pulang' kelak, kata Stephen Covey. 

Disana tempat lahir beta 
Dibuai dibesarkan bunda 
Tempat berlindung di hari tua 
Sampai akhir menutup mata 

Tidak ada komentar: