Sabtu, 13 September 2008

SBS1

Dalam kesempatankali ini saya ingin berdiskusi pada rekan-rekan semua mengenai Sick Building Syndrome (SBS). Sampai saat ini kepekaan kita sebagai orang Health Safety and Environmental (HSE) khususnya di perkantoran atau di dalam gedung terhadap timbulnya sick building syndrome (SBS) masih kurang diperhatikan. Gedung atau perkantoran dapat menjadi tempat penularan atau timbulnya suatu keluhan atau penyakit (salah satunya flu burung) jika mempunyai sistem ventilasi yang buruk.
Memang istilah sick building syndrome (SBS) masih jarang didikusikan oleh bidang HSE. Namun 55% sick building syndrome ini disebabkan oleh ventilasi yang buruk. Keluhan yang sering timbul pada saat berada di kantor dan akan hilang bila kita meninggalkan kantor, yaitu iritasi pada mata (mata terasa kantuk), sering buang air kecil, tenggorokan terasa gatal, kulit terasa kering (iritasi kulit), dan pusing.
Terlihat keluhannya ringan, namun bila misalnya sering buang air kecil terlalu sering maka akan dapat mengganggu kerja kita. Ventilasi yang buruk dapat disebabkan perawatan ventilator yang kurang atau pengaturan suhu/kelembaban ruangan yang tidak normal. Suhu normal berkisar 25-27 derajat Celcius. Selain itu bahan kimia yang dipakai di dalam kantor kita yang bersifat sebagai Volatile Organic Compound (VoC) akan mempercepat reaksi efek dari SBS ini. Contoh dari VoC ini antara lain pembersih lantaim, pengharum ruangan, lem yang digunakan wallpaper, korektor (Tip Ex), atau
cat yang digunakan di dalam ruangan tersebut. Efek dari bahan kimia tersebut secara akut bisa menyebabkan pusing, mual, dan pedih di mata. Untuk efek kronisnya bisa mengakibatkan behavioral changes dan penurunan daya ingat.Oleh karena itu bila rekan2 yang merenovasi rumahnya/kantor misal mengecat maka idealnya setelah dicat harus diblower agar sisa uap cat tersebut bisa diminimalisir. Namun itu menjadi ribet bagi kita,caranya bisa dengan memberikan lobang ventilasi yang luas yaitu dengan membuka pintu, jendela. Ditakutkan bila rekan2 mempunyai balita yang rentan
terhadap efek bahan kimia tersebut.

Tidak ada komentar: