Selasa, 14 Oktober 2008

Enterprise Resource Planning (1)

Abdy Taminsyah 
 
Sumber IFS (Industrial & Financial System)
 
ERP, Infrastruktur Vital Sebuah Industri
Artikel ini dibagi menjadi 3 bagian:
1) Konsep dasar ERP
2) Bagaimana menentukan ERP yang cocok untuk anda
3) Sistim ERP di masa depan.
 
 
Bagian 1 -- Konsep Dasar ERP
 
Enterprise Resource Planning (ERP)
Sistim ERP adalah sebuah terminologi yang secara de facto telah diberikan kepada software

aplikasi yang dapat mendukung transaksi atau operasi sehari-hari yang berhubungan dengan
pengelolaan sumber daya sebuah perusahaan, seperti dana manusia, mesin, suku cadang,
waktu, material dan kapasitas.
Sistim ERP dibagi atas beberapa sub-sistim yaitu sistim Financial,  sistim Distribusi, sistim

Manufaktur, sistim Maintenance dan sistim Human Resource.
Industri analis TI seperti Gartner Group dan AMR Research telah sejak awal tahun 90an

memantau dan menganalisa paket-paket aplikasi yang tergolong dalam sistim ERP.
Contoh paket ERP antara lain: SAP, Baan, Oracle, IFS,Peoplesoft, JD.Edwards dan
Microsoft Dynamics SL (Solomon).Untuk mengetahui bagaimana sistim ERP dapat membantu
sistim operasi bisnis kita, mari kita perhatikan suatu kasus kecil seperti di bawah ini:
Katakanlah
kita menerima order untuk 100 unit Produk A. Sistim ERP akan membantu kita menghitung
berapa yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan sumber daya yang ada pada
kita saat ini. Apabila sumber daya tersebut tidak mencukupi, sistim ERP dapat menghitung
berapa lagi sumberdaya yang diperlukan, sekaligus membantu kita dalam proses pengadaannya.
Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, sistim ERP juga dapat menentukan cara
pemuatandan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan.
Dalam proses ini,tentunya segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan
tercatat dalam sistim ERP tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksi dari 100
unit tersebut.
 Dapat kita lihat bahwa data atau transaksi yang dicatat pada satu fungsi/bagian sering

digunakan oleh fungsi/bagian yang lain.
Misalnya daftar produk bisa dipakai oleh bagian pembelian, bagian perbekalan,

bagian produksi, bagian gudang, bagian pengangkutan, bagian keuangan dan
sebagainya. Oleh karena itu, unsur 'integrasi'itu sangat penting dan merupakan
tantangan besar bagi vendor-vendor sistim ERP.
 Pada prinsipnya, dengan sistim ERP sebuah industri dapat dijalankan secara

optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien seperti
biaya inventory (slow moving part, dll.), biaya kerugian akibat 'machine fault' dll.
Di negara-negara maju yang sudah didukung oleh infrastruktur yang memadaipun,
mereka sudah dapat menerapkan konsep JIT (Just-In-Time). Di sini, segala
sumberdaya untuk produksi benar-benar disediakan hanya pada saat diperlukan
(fast moving). Termasuk juga penyedian suku cadang untuk maintenance,
jadwal perbaikan (service) untuk mencegah terjadinya machine fault,inventory, dsb.
 Berapa jumlah perusahaan yang ingin memakai sistim ERP? Pertanyaan ini mungkin

dapat dijawab dengan pertanyaan : Bisakah perusahaan anda bertahan hidup
(survive) tanpa sistim ERP? Menurut AMR Research dari Boston,
untuk perioda 1997-2002, potensi pasar vendor sistim ERP akan melaju dari
11 sampai 52milliar USD.


Beberapa variasi ERP
Di sistim manufacturing sendiri bisa terdapat beberapa variasi: a)make-to-stock

(diproduksi untuk dijadikan stok
b)assemble-to-order (dirakit berdasarkan permintaan) 
c)assemble-to-stock (dirakit untuk dijadikan stok) 
d)make-to-order (diproduksi berdasarkan permintaan).
Contoh make-to-stock misalnya: pabrik kertas dimana kertas itu sudah menjadi

suatu komoditi yang bisa dijual kapan saja. Sebuah contoh assemble-to-stock
misalnya: pabrik TV yang mendatangkankomponennya secara knockdown yang
kemudian di rakit untuk dijadikan TV siap jual.
 Pada dasarnya, semakin kompleks suatu industri, maka sistim manufacturing

tersebut juga makin menuju ke sistim assemble-to-order atau make-to-order.
Sebagai contoh, industry pesawat nyaris tidak mungkin memakai sistim make
to stock karena komponennya saja perlu di rancang khusus. Untuk industri seperti
itu, beberapa vendor sistim ERP juga menyediakan sistim Project Management
sebagai ganti dari sistim produksi.
 Ada juga industri yang memerlukan sangat banyak komponen yaitu misalnya

industri mobil atau industri elektronik. Dalam industri-industri ini, jumlah komponen
dapat sampai jutaan macam dan masing-masing mempunyai atributnya sendiri-sendiri.
Untuk kebutuhan ini, ada vendor sistim ERP yang menyediakan sistim Product Data
Management (PDM). Dengan PDM, kita bisa dengan cepat mendapatkan informasi
yang lebih lengkap mengenai hubungan suatu komponen dengan komponen yang lain.
Selain itu dapat juga diketahui informasi mengenai suatu komponen atau komponen
grup termasuk daftar harga, spesifikasi, pemasok dan daftar pemasok alternatif.
 Bagi industri yang memerlukan efisiensi dan komputerisasi dari segi penjualan,

maka ada tambahan bagi konsep ERP yang bernama Sales Force Automation (SFA).
Sistim ini merupakan suatu bagian penting dari suatu rantai pengadaan (Supply Chain)
ERP. Pada dasarnya, Sales yang dilengkapi dengan SFA dapat bekerja lebih efisien
karena semua informasi mengenai suatu pelanggan atau produk yang dipasarkan ada
di databasenya.
 Khusus untuk industri yang bersifat assemble-to-order atau make-to-order seperti

industri pesawat, perkapalan, automobil,truk dan industri berat lainnya, sistim ERP
dapat juga dilengkapi dengan Sales Configuration System (SCS). Dengan SCS,
Sales dapat memberikan penawaran serta proposal yang dilengkapi dengan
gambar, spesifikasi, harga berdasarkan keinginan / pesanan pelanggan.
Misalnya saja seorang calon pelanggan menelpon untuk mendapatkan
tawaran sebuah mobil dengan berbagai kombinasi yang mencakup warna
biru, roda racing, mesin V6 dengan spoiler sport dan lain-lain. Dengan SCS,
Sales dapat menberikan harga mobil dengan kombinasi tersebut pada saat itu juga.
 
Proses
Sistim ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap 'best practice' -

proses umum yang paling layak di tiru. Misalnya, bagaimana proses umum yang
sebenarnya berlaku untuk pembelian (purchasing), penyusunan stok di gudang dan sebagainya.
 Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari sistim ERP, maka

industri kita juga haurs mengikuti 'best practice process' (proses umum terbaik)
yang berlaku. Disini banyak timbul masalah dan tantangan bagi industri kita di
Indonesia. Tantangannya misalnya, bagaimana merubah proses kerja kita menjadi
sesuai dengan proses kerja yang dihendaki oleh sistim ERP,atau,merubah sistim ERP
untuk menyesuaikan proses kerja kita.
 Proses penyesuaian itu sering disebut sebagai proses Implementasi. Jika dalam

kegiatan implementasi diperlukan perubahan proses kerja yang cukup mendasar,
maka perusahaan ini harus melakukan Business Process Reengineering (BPR) yang
dapat memakan waktu berbulan bulan.
 Sebagai kesimpulan, sistim ERP adalah paket software yang sangat dibutuhkan untuk

mengelola sebuah industri secara efisien dan produktif. Secara de facto, sistim ERP harus
menyentuh segala aspek sumber daya perusahaan yaitu dana, manusia, waktu, material dan
kapasitas. Perlengakapan sistim ERP mencakup juga SFA, SCS, PDM dan juga Project
Management. Karena sistim ERP dirancang dengan suatu proses kerja terbaik yang
berlaku umum, maka hal ini merupakan tantangan konsultan ERP untuk dapat menerapkan
sistim ERP untuk suatu perusahaan.


Pada Bab II, saya akan membahas faktor-faktor apa yang seharusnya kita
pertimbangkan dalam penentuan ERP yang cocok untuk industri kita.

Tidak ada komentar: