Jumat, 24 Oktober 2008

"Kuncup Melati Itu Telah Mengembang"

By Ratna Dewi
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (QS. Al Fhatihah 1:1)
Rasulullah Saw bersabda: Apabila Allah Ta'ala mengasihi seorang hamba, maka dipanggil_Nya Jibril seraya berfirman: "Hai Jibril!, sesungguhnya Aku mengasihi si Fulan, maka kasihi pulalah dia!" Lalu Jibril mengasihi orang itu. Kemudian dia berseru kepada penduduk langit, katanya: Sesungguhnya Allah Ta'ala mengasihi si Fulan, maka kasihi pulalah dia oleh kalian semuanya!. Lalu penduduk langit mengasihi orang itu, kemudian cinta kasih itu sampai kepada penduduk bui. (HR. Muslim)
Rasulullah Saw bersabda: Allah Ta'ala menjadikan sifat rahmat 100 bagian (prosen). 1 bagian (prosen) diturunkan_Nya ke bumi, dimana dengannya inilah seluruh makhluk berkasih sayang sesamanya, sehingga seekor hewan mengangkat kakinya karena takut anaknya akan terinjak olehnya. Sedangkan yang 99 bagian (prosen) untuk hari kiamat kelak. (HR. Muslim)
"Jangan menangis dong, sayang.., Mba' kan jadi ikutan sedih..". Ucap Nisa lirih pada Yanti yang menangis di pangkuannya.
"Nggak ada yang sayang sama aku, Mba'..".
Nisa tersenyum seraya berkata, "Ah, masa ?.. itu hanya perasaanmu saja, adikku..".
"Orang-orang di sekitarku sepertinya tak mau peduli padaku, Mba', Orangtuaku, saudara-saudaraku, teman-temanku.. Seakan aku hidup sendiri ditengah keramaian peran.. Seakan dunia ini gersang tanpa keteduhan.. Aku rindu kebahagian, ketenangan dan ketentraman hati, Mba'.. Aku rindu kasih sayang...".
Pilu sekali kalimat itu terdengar oleh Nisa, ia berusaha keras menenangkan "Si Lembut Hati" yang berada di pangkuannya. Yanti, anak pertama dari 3 bersaudara yang sudah dianggapnya seperti adik sendiri. Seandainya saja Mba' punya lebih banyak waktu untuk memperhatikanmu, adikku.., seandainya saja jarak ini tak berbatas untuk kita. Wahai Yang Maha Pengasih, tolong kasihi dia.., Duhai Yang Maha Penyayang, tolong sayangi dia.., Sungguh.. seandainya saja dia mengerti bahwa kasih sayang_Mu padanya melebihi seluruh manusia di dunia ini, niscahya ia tak akan pernah merasa kehilangan kasih sayang.
Nisa memandang Yanti dengan tatapan mata perlahan, "Yanti, adikku .. Apakah benar permadani yang terhampar indah ini telah berganti menjadi padang yang gersang seperti yang engkau ungkapkan ? Apakah benar insan dunia ini telah miskin akan rasa kasih sayang ?! Percayalah..! apa yang engkau rasa tidaklah benar, karena mereka menyayangimu dengan pengungkapan rasa yang berbeda.
Adikku .. Cobalah telusuri kembali masa kecilmu, Betapa Ibunda rela mengandungmu dengan keletihan diatas keletihan yang bertambah, Betapa Orangtuamu rela membesarkanmu dari seorang yang tak berdaya apa-apa atas dirinya, menjadi seorang yang mampu menjaga diri, Apakah itu bukan kasih sayang namanya ?..
Mereka tetap setia bersamamu, dibanding meninggalkanmu, Mereka memilih merawatmu daripada membiarkanmu, Mereka rela mengesampingkan kebutuhan-kebutuhan mereka hanya karenamu, Apakah itu bukan kasih sayang namanya ?..
Kini engkau sudah dewasa, adikku .. Waktu yang berjalan mengharuskanmu berganti peran, Dulu engkau begitu dimanja dan disayang, Kinilah saatnya untuk menyayang, Engkau suri tauladan bagi adik-adikmu, Engkau tumpuan harapan orangtuamu.
Telah banyak yang Beliau berikan, saatnyalah kini untuk memberi, Telah banyak yang Allah anugerahkan, saatnyalah kini untuk mensyukuri dengan berusaha menyajikan yang terbaik bagi hamba-hamba_Nya ..
Adikku .. Lihatlah di tepian telaga yang belum tersentuh air di sana, Betapa banyak mereka yang tak pernah mengenal arti kasih sayang, Jangankan untuk berharap, mengertipun tidak, Karena itu adikku, bersyukurlah..! Bahwa dirimu jauh lebih beruntung dari mereka.
Adakah dirimu ingin Mba' beritahukan sebuah rahasia ?
Bahwa Allah lebih mengasihi seorang hamba_Nya daripada seorang Ibu kepada anaknya.
&nbp;
Bahwa jika Allah telah mengasihi seorang hamba, maka dipanggil_Nya Jibril untuk mengasihi hamba_Nya itu, kemudian Jibril menyerukan kepada seluruh penduduk langit untuk mengasihinya, dan akhirnya cinta kasih itu sampai kepada penduduk bumi.
Bahwa segala bentuk kasih sayang di muka bumi ini hanya diturunkan Allah 1 prosen, dan disimpan_Nya 99 prosen untuk hamba-hamba_Nya di akhirat kelak".
"Subhanallah..walhamdulillaah..walaa ilaa ha ilallah..wallaahu akbar.."
Ucap Yanti, takjub mendengarnya,
"Betapa Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya Allah ya, Mba..".
Nisa mengangguk sambil tersenyum. "Baru saja Mba' mendapatimu bagai kuncup bunga, adikku .. Kini "Kuncup Melati Itu Telah Mengembang". Insya Allah, Yanti akan melihat dunia ini dengan penglihatan hati yang cemerlang, dan kelak Yanti akan katakan,
"Mampukah aku menyayangi insan dunia ini, seperti Kasih Sayang Yang Telah Engkau berikan kepadaku, Ya Allah ?".
Dari kejauhan, Ayu memanggil Nisa, Tak!..Nisa terjaga dari tidurnya,
rupanya ia telah bermimpi, bertemu Yanti, adik yang ingin s'lalu disayanginya.


Information From

Tidak ada komentar: