Senin, 08 Maret 2010

Ketika Lalai Menyadarkan Diri Ini

PortalInfaq-Jakarta. Malam itu (Jum’at, 30 Maret 2007) suasana aula lantai 6 Telkomsel, Atrium Mulia begitu teduh, khusyu, begitu ramai dengan banyaknya jiwa yang hadir untuk mengevaluasi diri, begitu banyak pasang mata yang basah, karena sadar akan dosa dan khilaf diri. Sesegukkan terdengar dibeberapa sudut ruangan. Malam itu kami merasakan banyak jiwa perindu hadir dan menemukan muaranya dalam hangat perjumpaan di majelis-NYA yang mulia




KH. DR. Muslih Abdul Karim, MA, sosok yang sederhana itu memulai dengan do’a yang ditujukan untuk semua hadirin, agar diberkahi usianya dan diberikan banyak rezeki. Lucunya sang Ustadz menyambung do’a banyak rezeki itu dengan menyebut nominal. Beliau katakan semoga gaji para hadirin Rp. 25.000.000,-/sebulan. Dan karena oderator belum mengaminkan DR. Muslih mengulang do’anya dan mengakhiri dengan semoga gajinya menjadi Rp. 75.000.000,-/sebulan, yang tentu saja segera diaminkan oleh para jamaah dengan semangat, termasuk moderator kajian malam itu yang disambung dengan tawa hadirin yang lepas.


Ustadz juga berdo’a semoga semua yang hadir dimasukkan ke dalam syurga-Nya Alloh SWT. Lalu beliau melanjutkan dengan meminta hadirin berdiri dan mengajak para hadirin bermuhasabah dengan mengingat jasa-jasa kedua orang tua serta pengorbanan mereka. Segera saja terdengar isak tangis dari para hadirin di awal perjumpaan itu.


Padahal kajian baru saja berlangsung 10 menit. "Siapapun kita, pasti akan merasakan naik turunnya kondisi keimanan. Itu adalah sunnatulloh. Akan tetapi ketika turun, jangan sampai jauh terperosok melebihi peningkatannya," begitu pesan Ustadz Muslih. Bila kita merasa sedang ‘turun’ segeralah beristighfar kepada Alloh juga bertasbih mengagungkan Asma-NYA. Iringi setiap perbuatan dosa dengan taubat serta perbuatan baik kita yang terus ditingkatkan.


Cara menjaga kondisi iman agar tak mudah lalai salah satunya adalah juga rajin menghadiri jamaah orang-orang yang taubat kepada Alloh atau orang-orang yang menuntut ilmu. Kalau kita memiliki suami atau istri maka jadikan pasangan kita itu adalah partner kita dalam berlomba saling meningkatkan kualitas keimanan kita kepada Alloh. Beliau memberi resep bila ingin berbahagia dalam rumah tangga alias Sakinah Mawaddah Wa Rohmah salah satu caranya adalah berupaya sholat tahajjud dan membangunkan pasangan kita dengan penuh kasih sayang. Dengan begitu kehidupan yang bahagia insyaAlloh akan kita capai. Banyaknya kasus kawin cerai dewasa ini sebenarnya adalah karena banyak pasangan yang ‘lalai’ menghidupkan suasana beribadah yang khusyu’ kepada Alloh di dalam rumah mereka.


Tim Nasyid Izzatul Islam yang malam itu hadir dengan full team, melengkapi kajian bulanan masyarakat perkantoran Jakarta ini dengan dendang syairnya yang menyentuh hati. Diantaranya adalah seperti ini:
Berbekallah yang banyak
Untuk segera pulang
Bertemu dengan Alloh di alam sana

Bila pagi datang, jangan tunggu sore
Bila sore datang, jangan tunggu pagi

Hidupklah di dunia sebagai orang asing
Atau pengembara yang tidak lama


Orang-orang yang senantiasa mengasah kepekaan imannya serta senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh dengan banyak berdzikir, beristighfar dan berjuang di jalanNYA insyaAlloh akan menjadi pribadi yang kokoh. Orang-orang seperti ini akan menyikapi kehilangan dan ujian sekalipun dengan sikap positif sebagaimana kisah ummu Sulaim dan Abu Tholhah ketika anak mereka meninggal dunia. Sejarah orang-orang yang tegar selalu menyisakan banyak inspirasi memang.


Dalam kajian kali ini juga terhimpun dana infaq sebesar Rp. 4.401.000 yang akan disalurkan untuk Program Sekolah Anak-anak Pemulung di Bantar Gebang Bekasi, mohon do’a, semoga usaha kami bersama Jamaah kajian bulanan dalam mengelola Sekolah Pemulung ini berjalan dengan baik dan penuh berkah-Nya.


Diantara kuisioner yang masuk banyak juga yang menginginkan kunjungan ke lokasi ini. Penghargaan tak terhingga kami sampaikan kepada Majelis Ta’lim Telkomsel Jabotabek sebagai tuan rumah acara kali ini serta Gema Insani Pers (GIP) yang menjadi sponsor, serta kepada segenap pihak yang terlibat, semoga setiap tetes keringat dalam jalan kebaikan Allah SWT catat sebagai ’amal kebaikan di hadapan-Nya.


Demikianlah acara malam itu kembali lagi ditutup dengan do’a dan muhasabah. Banyak airmata mengalir tak terbendung. Semoga kalaupun kita pernah lalai, kita segera bisa kembali kepadaNYA dengan penuh kesadaran dan mengisi sisa hidup kita yang jelas tak lama ini.


Wallohu ‘alam bish shawab. Sampai ketemu bulan depan di kajian berikutnya yang akan segera kami informasikan kepada anda melalui website tercinta ini.

Tidak ada komentar: