Jumat, 24 Oktober 2008

Rangkaian Melati

"Rangkaian Melati"
Cerpen kiriman Ratnadewi Idrus
"Rangkaian Melati" ini merupakan kisah keseharian seorang Tokoh (Nisa) yang punya keinginan yang teguh untuk merawat Melati-Melatinya agar tumbuh subur, semerbak dan menebarkan keharumannya di segenap penjuru bumi. Siapakah gerangan yang Nisa maksud dengan Melati?!..dan apa saja yang ia lakukan agar Melati-Melatinya senantiasa disinari Cahaya dan abadi bersama ridha Ilahi?!..Ikuti kisah-kisah berikut ini.
Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al Anbiya 21:107)
Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al Qalam 68:4)
Wahai Ummul mu'minin, kabarkanlah kepada kami tentang akhlak Rasulullah Saw. Aisyah berkata: Bukankah engkau pernah membaca Al Qur'an?. Jawab: Ya, Kata Aisyah: Akhlak Nabi Allah itu adalah Al Qur'an. (HR. Muslim)
Dari Aisyah binti Thalhah bahwasanya Aisyah Ummul mu'minin r.a pernah berkata: tidak seorangpun pernah kulihat mirip ucapan dan cara bicaranya dengan Rasulullah Saw lebih dari Fhatimah. Aisyah r.a berkata: Pernah kulihat ketika Fhatimah berjalan, jalannya itu persis dengan jalannya Rasulullah Saw. Aisyah r.a berkata: tidak kulihat seorangpun yang lebih afdhal sesudah Rasulullah Saw dari Fhatimah. (Thabrani)
"Tetaplah Putih Seputih Melati"
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (QS. Yaasin 36:36)
"Wahai Allah, dimana tidak ada Tuhan selain diri_Mu Maha Suci Engkau,
Yang menciptakan makhluk_Mu berpasang-pasangan
Siapakah gerangan sahabat sejati yang Engkau pilihkan untukku?
Yang mau berbagi suka dan duka dalam mengharungi hidup ini
Yang mau menemaniku merenda hari-hari untuk beribadah kepada_Mu
Yang menjadikanku kokoh kuat dalam menegakkan kalimat_Mu
Agar..diriku lebih mensyukuri segala nikmat yang telah Engkau berikan Agar..diriku lebih dekat kepada_Mu".
Nisa tertegun mendengar do'a Ayuning di keheningan malam, kerinduan pada sahabatnya itu, memutuskannya untuk menginap semalam di rumah Ayuning. Do'a itupun usailah sudah. Wajah Ayuning bersemu merah, ketika tahu Nisa terjaga dari tidurnya.
"Kamu mendengar do'aku Nisa ?"
Nisa hanya tersenyum memandang Ayuning.
"Apakah do'a itu yang s'lalu Ayu panjatkan pada Allah ?"
Ayuning diam, perlahan titik-titik embun jatuh dari kelopak matanya.
"Aduhai sayang.." Ujar Nisa sambil merangkul sahabatnya. Perlahan ia menyeka air mata Ayuning, setelah agak tenang.
"Ayu.., apa yang menjadi keinginan Ayu itu adalah cita-cita seluruh wanita mukminat di dunia ini. Namun, jikalau ia belum terwujud, itu adalah rahasia Allah, Yang Menciptakan kita, Bukankah Ia menciptakan makhluk_Nya menurut ukuran-ukuran yang telah ditetapkan? kita selaku hamba_Nya hanya bisa berusaha dan ikhtiar, dan hanya Allahlah yang menentukan.
Ayu sayang sama Allah kan?, Ayu cinta sama Allah kan?, sayang dan cinta Ayu pada Allah menjadikan Ayu yakin, Allah akan memilihkan yang terbaik untuk Ayu.
Allah berfirman: Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS. An Nuur 24:26)
Demi Allah Ayu.., Allah Maha Adil terhadap hamba-hamba_Nya, karena itu, bersyukurlah bahwa Ia masih memberi Ayu kesempatan untuk menjadi wanita yang lebih baik dari sekarang. Tidakkah ingin seperti Fhatimatuz Zahra? Beliau laksana melati di hati setiap insan beriman.
Fhatimah tumbuh diantara belukar berduri, namun ia tak pernah peduli. Sepanjang hidupnya hanyalah memberi tanpa pernah berharap menerima. Kehadirannya senantiasa menebarkan keharuman. Semua yang ia lakukan karena cinta, Ayu..karena cintanya pada Allah.
Bukankah itu yang s'lalu Ayu cita-citakan dulu?, karena itu, "Tetaplah Putih Seputih Melati", Ayu..seperti Fhatimatuz Zahra. Betapa dengan sayang_Nya Allah menghadiahkan Beliau seorang pendamping yang sangat baik, Ali bin Abi Thalib. Subhanallah..
Ayu harus kuat dalam mengitari perputaran roda kehidupan ini, karena perkitarannya semakin hari semakin cepat. Jangan pernah berhenti sesaatpun, Ayu.. masih banyak yang perlu Ayu perhatikan, masih banyak yang memerlukan perhatian Ayu!.
Kita datang ke alam ini sendirian, Ayu.. dan kita juga akan pulang sendirian!, ayo.. jangan sedih-sedih lagi, ya...mana senyum manisnya?..".
Ayu terseyum pada Nisa, dari bibir mungilnya keluar kata, "Tolong do'akan Ayu ya Nisa..".
Nisa membalas senyuman tulus itu, sambil mengangguk ia berkata, "Ia, Ayu..Nisa do'akan".
Mereka berdua sujud syukur pada Allah, melanjutkan malam itu dengan tenggelam akan kerinduan beribadah kepada Allah.
Billaahi taufiq walhidayah Wassalaamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh
Ratna Dewi (wiwi_praty, Qalbu)

Information From

Tidak ada komentar: