Sering kita jumpai disekeliling kita untuk mendapatkan suatu hal yang bermanfaat kita harus berkorban bukan materi saja, tetapi spiritialpun juga perlu.
Salah satu kisah, ada seseorang yang ingin belajar bagaimana dia ingin mengetahui cara atau sistem atau rumus bahkan formula mengenai proses dalam pembuatan suatu prosedur produksi. Mereka harus membayar mahal dengan membeli sebuah buku, belum biaya pajak, biaya belum biaya untuk membeli sebuah Merk. Sungguh sangat ironis, untuk menjadi seorang yang pintar dan pandai sungguh mahal harganya. Satu sisi dalam suatu negara ingin masyarakatnya dituntut pandai, namun pemerintahan membatasi keberadaan ilmu yang beredar.
Bukankah ilmu itu milik Tuhan? Mengapa harus ada loyalti, mengapa harus membayar pajak bea cukai, dan bukankah Tuhan sudah memberikan ilmu tidak dengan membeli? Mengapa banyak orang yang mempunyai ilmu sedikit saja langsung di protect bahkan agar tidak dijiplak atau di copy orang lain maka diapun membuat suatu password agar tidak bisa dibuka, agar hanya dia yang bisa mengoperasikan. Sungguh pelit sekali manusia seperti itu? Benar dalam ajaran Islam, suatu saat Ilmu itu akan diangkat kembali ke langit oleh Alloh (Tuhan) karena kedengkian dan sifat pelit manusia. Bukankah Islam juga mengajarkan untuk berbagi ilmu? Karena salah satu yang menjadi penolong setelah manusia meninggal (dalam alam kubur) adalah menyampaikan ilmu yang bermanfaat. Jadi mari kita sebarkan ilmu tanpa harus memprotec suatu aplikasi, suatu rumus, formula, agar generasi-generasi kita selanjutnya bisa memetik dan mengembangkan ilmu selanjutnya. Kita tidak tahu berapa umur kita, kapanpun bisa dipanggil kembali oleh Tuhan. Seandainya saja semua manusia memprotect ilmu yang ia punya, dijadikan sebuah password setiap aplikasi maka benar ilmu itu akan diangkat oleh Tuhan keatas langit. Kalau saja dia sempat memberikan rahasia, atau kunci atau PIN suatu formula maka tidak menjadi masalah. tetapi jika lupa maka satu ilmu telah diangkat dan diambil oleh tuhan.
China yang notabene negara negara penjiplak justru dialah negara yang akan maju, dimana setiap warganya boleh meniru ilmu sebanyak-banyaknya, karena dengan meniru maka mereka akan tahu dimana kelebihan dan kekurangan yang dia tiru sehingga mereka pastinya akan membuat menjadi lebih baik dibanding dengan apa yang dia tiru.
Lihat saja negara China yang bisa membuat sepeda motor mirip dengan pabrikan Jepang, mereka terus melakukan improvement, pengembangan tentang otomotif. Hingga negara Jepang-pun merasa kepanasan karena merasa ilmunya telah dijiplak. Namun China tetap saja tidak menggubris. Mereka tetap membuat suatu terobosan. Belum negara-negara Eropa yang katanya ilmu itu harus beli, harus di protect karena takut disalahgunakan. Sungguh naif sekali mereka, Ilmu itu bukan milik orang-orang pinter namun ilmu itu adalah titipan Tuhan agar disampaikan kepada seluruh umat manusia untuk kesejahteraan manusia juga, jadi siapapun boleh meniru boleh menjiplak. Tidak ada gunanya menyimpan ilmu, tidak ada manfaatnya jika merahasiakan suatu ilmu. Wahai Pemerintah Indonesia, budayakan masyarakatmu untuk meniru, menjiplak * njiplak untuk menjadi lebih baik*, jangan bebankan pajak ilmu yang terlalu besar, jangan larang kami meng-copy, jangan terlalu banyak kami membayar bea cukai hanya untuk sebuah buku dari negara lain, hanya sebuah Ipad 2 dari negara lain, hanya sebuah peralatan elektronik. Bagaimana kami bisa pintar jika harus membeli barang dengan harga bea cukai atau pajak yang lebih tinggi dibanding dengan biaya produksi.
Ya Tuhan, jangan pernah hapus ilmu itu dari muka bumi Pertiwi Indonesia, Muka Bumi Nusantara Negara Republik Indonesia.
Wahai sahabat mari kita berbagi ilmu, jangan sungkan-sungkan untuk menyampaikan kepada saudara-saudara kita. Sungguh Indahnya Berbagi Ilmu itu .... akan kita rasakan.
"INDAHNYA BERBAGI"
by Soleh Sugianto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar